PATROLI -news.com,Tulungagung, – Malam di RW 1 Kelurahan Sembung seakan berubah menjadi panggung sejarah. Sabtu (16/8) jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, ratusan warga tumpah ruah mengikuti malam tirakatan. Langit gelap diterangi cahaya lampu dan obor, sementara wajah-wajah penuh haru memancarkan rasa syukur sekaligus kebanggaan.
Suasana khidmat menyelimuti ketika lagu Indonesia Raya berkumandang. Semua berdiri tegak, dada bergetar, seakan kembali ke masa di mana kata “Merdeka” dipertaruhkan dengan darah dan air mata. Hening lalu menyergap ketika doa bersama dipanjatkan. Setiap lirih suara terasa seperti bisikan hati rakyat kepada para pahlawan yang telah gugur.
Ketua RW 1, Darma, dalam sambutan pembukaannya menegaskan bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini tidak datang dengan mudah.
“Perjuangan para pahlawan sangatlah berat. Karena itu, kepada anak-anak generasi muda, lanjutkanlah kemerdekaan ini dengan belajar yang baik dan sungguh-sungguh,” katanya penuh getar, disambut tepuk tangan meriah warga.
Puncak acara ditandai dengan pemotongan tumpeng. Dengan tangan mantap, Darma menyerahkan potongan pertama kepada Ketua Panitia Hari Besar Nasional (PHBN). Momen itu bukan sekadar simbol seremonial, melainkan ikrar kebersamaan: semangat gotong royong yang menjadi denyut nadi masyarakat Sembung.
Tak berhenti di situ, warga kemudian hanyut dalam kebersamaan. Berbagai sajian tradisional mengisi meja, aroma gurih tumpeng bercampur wangi jajanan pasar. Anak-anak berlarian, remaja bercanda, orang tua tersenyum lega. Malam semakin hidup saat cinema out bertema perjuangan diputar, menghadirkan kembali kisah heroik bangsa yang seolah melompat keluar dari layar.
Bagi warga RW 1, malam tirakatan bukan hanya agenda tahunan. Ia adalah ruang merenung, merayakan, sekaligus menyalakan api perjuangan dalam kehidupan sehari-hari. Malam itu, sejarah bukan sekadar kenangan, melainkan energi yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Jians